Sabtu, 29 Desember 2012

Program Baru Asuransi Jamsostek, Pendaftaran Perorangan

BLOMBERG  TV ASIA LIVE 56kbps


 Mahalnya biaya kesehatan sekarang ini membuat banyak perusahaan asuransi berbondong-bondong gencar untuk menawarkan proteksi asuransi baik kesehatan maupun jiwa, berbagai fasilitas kemudahanpun ditawarkan mulai dari kemudahan pembayaran premi sampai kemudahan melakukan klaim. Diantara banyaknya perusahaan asuransi yang ada seperti Manulife, Prudential atau pun Sinarmas ada Jamsostek yang bernaung di bawah bendera persero, yang baru-baru ini melauching program baru yaitu kepersertaan perorangan.

Untuk persyaratan mengikuti Jamsostek perorangan tidaklah sulit kita hanya membawa KTP dan Kartu Keluarga dan datang pada kantor Jamsostek, setelah mengisi formulir pendaftaran maka kita akan menjadi anggota Jamsostek, tapi perlu di perhatikan untuk besar nilai premi yang harus dibayarkan tergantung pada penghasilan rata-rata kita perbulannya, tapi lebih baiknya kita mempersiapkan uang 100rb, meskipun pada kenyataannya nilai yang dibayarkan dibawah 100rb.
Semoga informasi diatas bermanfaat dan bagi pembaca yang memiliki kartu Jamsostek dan sudah tidak bekerja di perusahaan, Jangan buang kartu anggota Jamsostek anda ! karena masih terdapat saldo yang dapat kita cairkan.
.: selamat mencoba :.
 
 
                     

Jangan Buang Kartu Anggota Jamsostek Anda !

  Jamsostek salah satu penyedia jasa asuransi yang berbadan usaha persero, sebuah badan usaha milik pemerintah yang bertujuan memberikan proteksi kepada buruh baik proteksi kesehatan ataupun kecelakaan kerja, hal ini akan sangat membantu terutama untuk pekerja yang bekerja di bidang industri atau pabrik karena tingkat resiko kecelakaan kerja yang sangat besar, mungkin tidak sedikit dari kita yang menjadi anggota atau pernah menjadi anggota PT Jamsostek

Posting ini lebih tertuju bagi yang pernah menjadi peserta Jamsostek dan telah melakukan pemutusan hubungan kerja. Jangan buang kartu anggota Jamsostek anda karena meskipun anda sudah lepas dari perusahaan anda dan tidak menjadi anggota Jamsostek kita masih memiliki saldo JHT ( Jaminan Hari Tua) yang masih bisa kita ambil di kantor Jamsostek.

Untuk besar nominal dana saldo kita tergantung dari jumlah dan masa kerja kita di tempat kerja kita sebelumnya, jika ingin mengecek saldo silahkan datang ke salah satu kantor Jamsostek terdekat, karena system informasi yang dimiliki Jamsostek sudah online, maka saldo kita dapat langsung di cek ke bagian IT di kantor Jamsostek.

Beberapa syarat yang akan diminta ketika kita mau mecairkan saldo yang kita punya adalah,

1. Surat pemutusan hubungan kerja (bagi yang sudah keluar dari perusahaan) kalau perusahaan sudah tutup / bangkrut maka syarat ini tidak diperlukan

2. KTP dan Kartu Keluarga (Salinan dan Asli harus dibawa)

3. Kartu anggota Jamsostek (Asli )

Jika ketiga syarat ini sudah lengkap maka langsung datang ke kantor Jamsostek dan silahkan minta dan isi formulir Permintaan Pembayaran Jaminan Hari Tua, setelah selesai silahkan tunggu uangnya datang kepada anda.

Semoga informasi diatas bermanfaat bagi kita semua, silahkan sebarluaskan informasi ini untuk keluarga ataupun teman anda agar dana yang membeku di Jamsostek dapat mencair dan dapat bermanfaat bagi semuanya. 

 

Jamsostek Menanggung Pengobatan Pasien Gangguan Jiwa

Rumah Idaman Bukan Lagi Khayalan

 

 

          

 

                                        

Minggu, 05 Agustus 2012

Arab Saudi menjadi negara Arab yang paling berpengaruh. Kerajaan ini mengandalkan kekayaan dari ladang minyaknya untuk mewujudkan kepentingannya. Kerajaan Arab Saudi sepertinya tidak kekurangan sumber keuangan untuk memperoleh apa yang mereka inginkan. Memang kekayaan negara ini juga terbatas. Tetapi pemasukan dari ladang minyak masih memungkinkan para penguasa untuk menghamburkan kekayaannya. Saat ini cadangan kekayaan masih cukup untuk menjamin standar kehidupan tinggi bagi warganya dan mendukung sekutu di luar negeri. Jutaan bagi dewan militer "Sudah jadi tradisi Arab Saudi menegakkan pengaruhnya melalui pemberian uang atau janji dalam bentuk pemberian uang", kata Guido Steinberg, pakar Arab Saudi dari Yayasan Ilmu Pengetahuan dan Politik. Ini terlihat di Mesir. Disana Arab Saudi mendukung dewan militer yang mewakili rezim Mubarak dengan kucuran uang cukup besar. Selama puluhan tahun, mantan kepala negara Mesir itu adalah sekutu terpenting Arab Saudi. Banyak warga Mesir menjadi pekerja migran di negara-negara Teluk. Sebaliknya, warga Arab Saudi banyak yang memilih untuk berlibur di Mesir. Milyaran juga diinvestasi Arab di negara itu. Dewasa ini pun, Arab Saudi tidak mau melepaskan begitu saja pengaruhnya di Mesir. Takut hilang kekuasaan "Arab Saudi terus berusaha mendukung stabilitas rezim otoriter", ujar Steinberg. "Mereka punya tujuan bersama: mempertahankan kekuasaan." Ditambah lagi, adanya ketakutan terhadap kaum minoritas Syiah di wilayah timur. Di Arab Saudi, kaum Sunni yang berkuasa. Wahabisme bisa dibilang adalah agama negara di Arab Saudi. Kini pengaruh Wahabisme meluas melewati batas kerajaan - walau setidaknya secara resmi pemerintah Arab Saudi menyatakan berusaha menekan arus ekstrimisme. Wahabisme sangat berpengaruh Kaum Wahabis di luar Arab Saudi juga mulai memiliki pengaruh lebih besar. "Sejak beberapa dekade lalu, khususnya awal 60an, warga Arab Saudi berupaya meyebarkan ajaran ini", kata ilmuwan Islam Steinberg. "Khususnya di wilayah yang tidak akan memberikan perlawanan terlalu besar: di Afrika Barat, Asia Tenggara, Asia Selatan, juga di belahan barat dunia dan Eropa." Arab Saudi memiliki kota suci seperti Mekkah dan Madinah yang setiap tahunnya menerima kedatangan jutaan jemaah haji. Namun, secara tidak langsung, Arab dianggap turut berperan atas bertambahnya anggota kelompok teroris yang bermazhab Wahabi. Antara lain di Afrika Barat, Maghribi, di Asia Tengah dan Tenggara dan semenanjung Arab. Ketegangan Sektarian Di Suriah, dimana minoritas Alawiyah yang menentukan haluan politik, pengaruh Arab Saudi tetap terbatas. Ini juga karena Suriah dianggap sebagai sekutu Iran. Tidak heran, jika dalam konflik aktual di Suriah, Arab Saudi secara terang-terangan mendukung keuangan para pemberontak. Menurut laporan tidak resmi, Arab Saudi dan Qatar juga menyuplai senjata bagi penentang Presiden Bashar al Assad. Ini menyebabkan, perang saudara di Suriah semakin brutal dan solusi politik semakin tidak mungkin tercapai. Suriah menjadi ajang perang dalam konflik regional antara Arab Saudi dan Iran. Dalam konflik ini, ketegangan sektarian antara kaum Sunni, sebagai pimpinan kekuasaan di Riyadh dan kaum Syiah, yang pusatnya di Teheran, memainkan peranan yang semakin besar. Jadi perang saudara di Suriah juga menjadi perang propaganda antara media di negara-negara ini. Stasiun televisi Al Jazeera dan Al Arabiya dipimpin oleh seorang Sunni. Mitra ekonomi penting Di kawasan Teluk Persia, kelompok monarki Teluk dan penguasa kaum Mullah di Iran sejak lama berkompetisi di bidang persenjataan. "Tujuan Arab Saudi adalah memperoleh peran hegemoni di kawasan tersebut", jelas Thomas Demmelhuber, profesor ilmu politik di Universitas Hildesheim. Di saat Teheran berupaya menjadi negara adidaya atom, Arab Saudi lebih berpegang pada janji perlindungan dari Amerika Serikat dan berbelanja senjata di luar negeri. Peran Arab Saudi sebagai penyuplai minyak dan mitra ekonomi terlalu penting untuk mendapat kritikan dari Amerika Serikat dan Eropa. Bagaimanapun juga, Arab Saudi adalah satu-satunya negara yang mampu menaikkan produksi minyaknya dalam waktu hanya beberapa hari, dan dengan demikian bisa meregulasi harga minyak. Selama kasusnya masih seperti ini dan uang milyaran dari hasil penjualan minyak terus mengalir, maka di bidang ekonomi, politik dan agama, Arab Saudi tetap punya ruang bergerak amat leluasa. Anne Allmeling / Vidi Legowo-Zipperer Editor: Agus Setiawan

Senin, 04 Juni 2012

ada apa di suriah ?

 

Opinion: Proksi Pasukan Militer Sudah Menggempur Suriah

Proksi Pasukan Militer: Dalam upaya untuk melemahkan Iran, maka Barat beserta seluruh aliansi timur tengahnya menggunakan cara lain yaitu dengan menggulingkan sekutu strategis Iran yaitu Suriah. Segala serangan dengan berbagai metode dikembangkan, mulai dari serangan media, Liga Arab, PBB dan sekarang yang paling mengerikan adalah menggunakan proksi pasukan militer. Proksi pasukan militer adalah sejumlah oposan di dalam negeri yang dilatih dan didanai oleh pihak luar yang menginginkan kejatuhan penguasa negara bersangkutan. Tujuan utama penggunaan proksi pasukan militer agar negara tersebut dalam keadaan chaos, dengan tujuan akhir untuk menggantikan rejim lama dengan rejim boneka baru yang direstui oleh negara-negara donatur. Fakta ini secara luas diakui oleh banyak media Barat. Sebagai contoh, Economist, dengan jelas menyatakan: “Iran dan Rusia ajudan mendukung Penguasa Suriah,  tetapi Gulf Cooperation Council dan Turki mendukung pemberontak (Proksi Pasukan Militer). Dengan backup NATO-US-Israel yang sangat suporior, maka cepat atau lambat Assad akan jatuh. Pendekatan Proksi Pasukan Militer ini sukses untuk menghabisi Gaddafi, maka negara-negara di Timur Tengah lainnya tinggal menunggu waktu saja.” (28 Januari 2012). Gulf Cooperation Council  yang terdiri dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Qatar, Oman, dan Bahrain merupakan kelompok negara teluk yang pro terhadap kebijakan Barat. Gulf Cooperation Council baru-baru ini sukses menekan misi pemantauan Liga Arab di Suriah dan sekarang menuntut bahwa PBB Dewan Keamanan mengambil semua “tindakan yang diperlukan” – mungkin termasuk invasi – untuk memastikan perubahan rezim di Suriah.  Manuver diplomatik yang sama juga pernah dilakukan mereka untuk mendukung dan membenarkan AS-NATO melakukan kampanye pemboman massal di Libya, dan berhasil menggulingkan serta membunuh seluruh orang-orang kunci rejim Gaddafi. Gulf Cooperation Council sebenarnya terdiri dari negara-negara dengan monarki totaliter yang menjadi sangat aneh ketika mereka gembar-gembor tentang demokrasi. Suatu hal yang sangat paradok dimana mereka adalah negara pro Barat, tata pemerintahannya tidak demokratis, tetapi mendukung penggulingan para pemimpin negara lain yang  dianggapnya tidak demokratis. Tampaknya Gulf Cooperation Council sangat serius untuk menggulingkan pemerintah Suriah. Menurut The Times of London: “Arab Saudi dan Qatar telah sepakat untuk mendanai oposisi Suriah, yang sedang berjuang untuk membeli senjata dalam memerangi Presiden Bashar al-Assad, seorang pembangkang Suriah telah mengatakannya kepada The Times … tokoh-tokoh oposisi Suriah telah mengadakan pertemuan rahasia dengan pejabat Saudi dan Qatar setelah pertemuan Liga Arab di Kairo akhir pekan lalu. ” (27 Januari 2012). Ketika terbentuk  Proksi Pasukan Militer yang disebut dengan Pasukan Pembebasan Suriah, kelompok bersenjata di dalam wilayah Suriah ini menyerang berbagai fasilitas dan personil pemerintah Suriah. Menjadi rahasia umum bahwa  sekutu AS mempersenjatai, mendanai, dan melindungi para personil Proksi Pasukan Militer. Bukan kebetulan bahwa Pasukan Pembebasan Suriah terkuat ada di perbatasan Turki, Irak, Libanon Utara, dan Yordania. Daerah ini memiliki aliansi yang sangat kuat dengan AS. Asia Times melaporkan: “Meskipun Turki secara resmi menolak memberikan dukungan terhadap Pasukan Pembebasan Suriah, tetapi dalam praktek mereka memberikan perlindungan terhadap para personil  Pasukan Pembebasan Suriah.Banyak bukti yang mengidentifikasi selain mendirikan basis diperbatasan Turki, mereka juga basis di utara Libanon dan Yordania utara. ” (20 Desember 2011). Bahkan, Turki menjadi tuan rumah pertemuan awal Barat dengan Dewan Nasional Suriah (oposisi Suriah), yang menikmati dukungan yang luar biasa dari Amerika Serikat tapi sangat sedikit mendapatkan dukungan dari dalam negeri Suriah. Kekuatan lain Proksi Pasukan Militer juga dipasok dari Libya oleh Amerika Serikat. seperti yang dilansir oleh Telegraph di London: “Pada pertemuan, yang diadakan di Istanbul dan termasuk para pejabat Turki, oposisi Suriah meminta bantuan pasukan dari perwakilan Libya dan permintaan tersebut langsung dikabulkan dengan mengirimkan banyak relawan e perbatasan Turki.” “Ada sesuatu yang sedang direncanakan untuk mengirim senjata dan bahkan pejuang Libya ke Suriah,” kata seorang sumber Libya. Intervensi militer dengan menggunakan Proksi Pasukan Militer akan anda lihat dalam minggu-minggu ini. (29 Januari 2012). Wall Street Journal juga memberitakan bahwa: “… Diperkirakan bahwa 300 sampai 400 pejuang Libya telah mendarat di Turki selatan dan menyeberangi perbatasan untuk bergabung dalam pertempuran melawan Suriah pasukan pemerintah Suriah … Begitu masuk, merekabertempur dalam dua pertempuran terpisah di daerah mereka mengatakan mereka percaya berada di Idlib. ” (20 Desember 2011). Para pejuang Libya tersebut adalah para pejuang yang sama yang digunakan oleh NATO untuk menyerang pemerintah Libya. Salah satu contoh terbaru dari Proksi Pasukan Militer yang mendukung kepentingan US adalah pasukan Sunni di Irak, di mana Amerika Serikat dan sejumlah negara teluk mempersenjatai dan mendanai mereka. Proksi Pasukan Militer US di Irak ini sekarang amat kuat dan sedang memburu para penentang kehadiran militer US di Irak. Mereka juga sering diadu domba dengan kekuatan syiah yang ada di Irak. Proksi Pasukan Militer US di Irak yang sekarang beranggotakan 80.000 anggota bersenjata sekarang dipersiapkan untuk membantu pemberontak Suriah. The New York Times melaporkan tentang kecenderungan pasukan Sunni garis keras akhir-akhir ini  di Suriah: “Dalam wawancara pekan lalu, beberapa warga Homs, termasuk beberapa orang Kristen dan Alawi [Muslim Syiah], dengan amat ketakutan menyatakan bahwa Sunni  garis keras yang dikenal sebagai kaum Salafi itu membentuk kelompok-kelompok bersenjata dan memicu kekerasan. warga Homs amat ketakutan karena pergolakan di Suriah bisa semakin menyeret ke konflik sektarian. Padahal banyak warga yang tidak berdosa menghendaki adanya perdamaian semua pihak. Campur tangan asing dalam pembentukan kelompok bersenjata ini sangat terlihat perannya.” (28 Januari 2012). Artikel tersebut juga menjelaskan bahwa banyak kejadian kekerasan di Suriah bukan karena dipicu oleh pihak pemerintah Suriah. Tetapi gerombolan bersenjata itulah yang memicu konflik dengan cara membunuh para personil pemerintahan Suriah. Bahkan ada beberapa saksi yang menyatakan bahwa para gerombolan bersenjata sengaja membunuh warga sipil Hom untuk menciptakan chaos di kota tersebut. Warga yang marah pasti akan dengan serta-merta menyalahkan aparat keamanan Suriah. Asia Times juga memberitakan bahwa: “Tokoh ulama radikal Salafi Dai Al-Islam al-Shahhal, telah meminta para pemuda Sunni Suriah untuk bergabung dengan pemberontakan melawan rezim Ba’athist [pemerintah Suriah]. “ Ketegangan di Timur Tengah sudah mencapai tingkat ledakan tertinggi. Sikap AS dan sekutunya ceroboh dalam memprovokasi perang regional yang mungkin tampaknya akan semakin menggila. Tapi kegilaan ini memiliki dasar logis; kekuatan ekonomi yang menurun dari Amerika Serikat telah memaksa untuk mengandalkan kekuatan militernya karena AS kalah dalam pertempuran dengan China dan Rusia untuk merebut supremasi ekonomi / politik global. AS  dengan aktifitasnya  di Afghanistan, Irak, Libya, dan sebagai target berikutnya Suriah memaksa Rusia, Cina dan Iran untuk mengambil sikap yang lebih konfrontatif dalam menghentikan penyebaran negaraboneka AS di wilayah regional ini. Pergolakan Suriah akan memicu pergolakan yang jauh lebih besar dan jauh lebih berbahaya. Entah apa yang terjadi berikutnya. Yang jelas, AS dan sekutu regionalnya telah membentuk kekuatan paramiliter baru yang disebut Proksi Pasukan Militer.



Opinion: Pentagon Telah Menyusun Rencana Intervensi Militer di Suriah


Pentagon telah menyusun rencana Intervensi Militer di Suriah dengan sebuah serangan militer yang akan dikoordinasikan dengan Turki, negara-negara sekutu di Teluk dan kekuatan NATO. Menurut laporan, rencana tersebut telah diakui secara resmi oleh Pentagon.  Rencana ini digambarkan sebagai “kajian internal” oleh Komando Pusat Pentagon, untuk memungkinkan Presiden Barack Obama untuk mempertahankan image seolah-olah bahwa Gedung Putih masih mencari solusi diplomatik.
Hal ini dianggap langkah strategis yang sangat penting, dimana Intervensi Militer di Suriah  kemungkinan besar akan dilakukan melalui berbagai proxy Timur Tengah, sementara AS dan NATO kemudianakan membackup dengan kekuatan udara.
Pada 6 Februari, Financial Times, memberitakan bahwa Anne-Marie Slaughter, mantan direktur perencanaan kebijakan Departemen Luar Negeri AS, berpendapat untuk “perlu sedikit waktu … untuk upaya diplomatik lanjutan dengan tujuan untuk menggeser kesetiaan dari kelas pedagang Sunni di Damaskus dan Aleppo terhadap rezim Assad. ”
Seperti perang melawan Libya tahun lalu, Intervensi Militer di Suriah akan menggunakan alasan yang sama “tanggung jawab untuk melindungi” warga sipil (Humanitarian War). Tetapi tujuan sebenarnya adalah rezim perubahan untuk menginstal sebuah pemerintah boneka yang tunduk pada Washington, serta bersekutu dengan negara-negara Teluk untuk menekan Iran.
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri Inggris mengatakan kepada Daily Telegraph bahwa “masyarakat internasional mungkin terpaksa melakukan Intervensi Militer di Suriah” dan bahwa “perdebatan di Washington telah bergeser jauh dari upaya diplomasi.”
Jay Carney, sekretaris pers Gedung Putih, mengatakan, “Kami, tentu saja, sedang berupaya melakukan usaha perlindungan warga sipil (Intervensi Militer di Suriah) kepada orang-orang Suriah, dan kami akan melakukannya untuk beberapa waktu.”
The Telegraph mencatat, “Setiap rencana untuk memasok bantuan atau mendirikan zona penyangga akan melibatkan dimensi militer untuk melindungi konvoi bantuan atau warga sipil yang rentan.”
Para pemimpin politik AS juga telah menyerukan publik untuk mempersenjatai Tentara Pembebasan Suriah, kekuatan elit tentara pemberontak telah ditempatkan di Turki dan didukung serta didanai oleh Ankara, Riyadh dan Doha. Mereka termasuk Joe Lieberman, John McCain dan Lindsey Graham.
AS, Perancis, Inggris dan Liga Arab sudah beroperasi di luar kerangka PBB sebagai koalisi “Sahabat Suriah”, dalam rangka untuk berkelit dari penolakan Rusia dan China untuk Intervensi Militer di Suriah gaya Libya.
Qatar dan Arab Saudi diketahui mempersenjatai FSA dan terbukti telah mengirim brigade dan penasihat di lapangan  mereka, seperti yang mereka lakukan di Libya.
Menurut situs intelijen Israel Debka-File, baik operasi unit khusus Inggris maupun Qatar  sudah “beroperasi dengan pasukan pemberontak di kota Homs yang berjarak sekitar162 kilometer dari Damaskus … Sumber kami melaporkan dua kontingen asing telah menyiapkan empat pusat operasi-di distrik Homs utara Khaldiya, Bab Amro di timur, dan Bab Derib dan Rastan di utara. ….”
Tapi negara-negara Teluk tidak memiliki daya gempur yang cukup untuk menggulingkan rezim Assad. Maka disinilah peran Turki sebagai pemain kunci Intervensi Militer di Suriah. Debka-File melaporkan bahwa kehadiran pasukan Inggris dan Qatar ditanggap positif oleh Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan sebagai rencana baru yang diajukan kepada parlemen di Ankara Selasa, 7 Februari.
Turki secara terbuka menyatakan perlunya Intervensi Militer di Suriah sebagaimana pernyataan Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoglu ketika mengunjungi Washington pekan ini. Menlu Turki juga  menyatakan bahwa pintu Turki selalu terbuka untuk pengungsi Suriah.
9 Feb New Republic, Soner Cagaptay berpendapat, “keengganan Washington untuk memimpin Intervensi Militer di Suriah akan memberikan ruang bagi Turki untuk mengambil kendali … Turki akan mendukung intervensi udara berbasis dukungan PBB yangakan memimpin dua poros kekuatan militer regional, Turki dan Arab. Qatar dan Arab Saudi, sebagai pihak yang paling bertanggungjawab mendanai oposisi, harus bekerjasama dengan sekutu baru mereka di Ankara untuk “melindungi warga sipil Suriah”. Washington dan Eropa akan memberikan kendali operasi jarak jauh serta memfasilitasi keberhasilan operasi Intervensi Militer di Suriah secara penuh.
Keterlibatan Israel dalam hal Intervensi Militer di Suriah sangatlah kentara serta sangat mudah untuk diidentifikasi. Efraim Halevy, seorang  mantan penasehat keamanan nasional Israel dan direktur layanan keamanan Mossad 1998-2002, di New York Times (7/2-2012) menggambarkan Suriah sebagai “tumit Achilles Iran’.”
Dia menulis, “pijakan Iran di Suriah memungkinkan para mullah di Teheran untuk memperluas pengaruh Iran, dan kehadirannya ada harus diakhiri … Setelah ini tercapai, maka wilayah regional dari Timur Tengah bisa dinyatakan sebagai wilayah sekutu yang nyaman bagi warga negara Israel.”
The Guardian, mempercayakan tugas perang media kepada Simon Tisdall dengan tugas utama mendukung dan memoles segala informasi yang berbau sentimen anti-Iran. Dia pernah membuat artikel yang memprovokasi Hillary Clinton yang intinya menyatakan bahwa “Kekuatan asing yang paling aktif terlibat di dalam wilayah Suriah bukan AS atau Inggris, Perancis atau Turki. Bahkan Rusia, Arab Saudi maupun negara sekutu di Teluk. Yang paling berkuasa di Suriah adalah Iran-dan sedang berjuang keras untuk mempertahankan status quo. Jadi, AS tidak bisa dianggap pengecut karena tidak berani menghentikan Iran an melakukan Intervensi Militer di Suriah. ”
Konsekuensi mengerikan dari perang Amerika terhadap Suriah akan menciptakan kondisi yang jauh lebih mengerikan daripada Lybia. Padahal Suriah hanya sekedar pintu masuk untuk menyerang Iran dan secara strategis merupakan satu rencana besar  jangka panjang untuk memberangus kekuatan Rusia dan China. Tetapi dampak bagi rakyat Suriah bisa sangat mengerikan, karena disana akan terjadi benturan sektarian yang sangat brutal.
Moskow bulan lalu mengirim tiga kapal perang, termasuk kapal induk, ke pelabuhan Suriah, Tartus. Ini diikuti memblokir upaya resolusi militer dari AS, Perancis dan Inggris yang didukung Arab-Liga yang dimaksudkan untuk membuka jalan bagi Intervensi Militer di Suriah. Dengan segera, Rusia kemudian mengirim Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov ke Damaskus untuk melakukan pembicaraan dengan Assad, Selasa kemarin.Lavrov didampingi oleh Mikhail Fradkov, kepala Kantor Intelijen Asing Rusia. Ini merupakan satu bentuk sinyal dukungan kuat militer Rusia terhadap Assad.
Bahkan kemarin, Perdana Menteri Vladimir Putin, menyatakan bahwa upaya untuk Intervensi Militer di Suriah bisa menjadi ancaman Barat yangmembahayakan bagi stabilitas Rusia. “Sebuah kultus kekerasan telah datang ke permukaan dalam urusan internasional dalam dekade terakhir,” katanya. “Ini tidak bisa dibiarkan terus berlanjut dan berulang terus menerus. ”



Opinion: Radar NATO Di Turki Terbukti Mengancam Rusia, Suriah & Iran



Turki baru saja meluncurkan stasiun radar peringatan dini, bagian dari sistem rudal NATO, yang dibangun oleh Amerika di dekat perbatasan Rusia. Stasiun radar akan dikendalikan dari Jerman. Stasiun ini terletak di kota Malatya,  500 kilometer di sebelah selatan-timur Ankara dan beberapa 700 kilometer dari perbatasan dengan Iran. Prajurit Turki dan AS akan mengoperasikan stasiun radar ini secara bersama.
Turki sepakat untuk menyebarkan stasiun radar di wilayahnya pada bulan September 2011. Perdana Menteri Turki Erdogan menyatakan saat itu bahwa penyebaran dari radar di Turki akan menjadi langkah penting untuk seluruh wilayah.
Data dari stasiun akan ditransfer ke pos komando di Amerika Serikat dan ke kapal-kapal yang dilengkapi dengan sistem AEGIS (sistem pertahanan rudal tercanggih Amerika Serikat). Para pejabat NATO berdalih bahwa stasiun radar ditempatkan di Turki sehubungan dengan munculnya ancaman Iran untuk menggunakan rudal jarak kecil dan menengah di Timur Tengah.
Beberapa politisi lokal sangat tidak sepakat dengan penyebaran unsur-unsur sistem pertahanan rudal NATO di Turki. Mereka percaya bahwa Barat dengan demikian akan memaksa Turki untuk terlibat dalam konflik yang mungkin terjadi dengan Teheran.
Iran menentang keras penyebaran sistem pertahanan rudal di Turki. Para pejabat Iran mengklaim bahwa langkah tersebut hanya dapat memperburuk ketegangan di kawasan itu. Tetapi, para pejabat Turki berkilah dengan mengatakan bahwa penyebaran unsur-unsur sistem pertahanan rudal itu tidak ditujukan terhadap negara lain.
Penyebaran stasiun radar Turki meningkatkan kekhawatiran di kalangan negara-negara lain dari wilayah yang terjangkau oleh sinyal radar tersebut. Jarak dari stasiun radar Turki ke Suriah, misalnya, hanya sekitar 200 kilometer. Presiden Suriah Bashar Assad sangat keberatan dengan keberadaan radar tersebut. Saking gemasnya, para Jendralnya menyatakan apabila terbukti Turki bermain mata dengan Israel dan NATO dalam mengintervensi Suriah, maka Turki dan Israel akan dihujani dengan rudal.
Selain itu, para analis militer Suriah banyak yang menyimpulkan bahwa penyebaran stasiun radar di Turki membuktikan pelestarian aliansi militer antara Ankara dan Tel Aviv. Pada kenyataannya, Israel secara otomatis akan menerima data dari radar Turki secara real time. Hal inilah yang menjadi kegundahan para pemimpin negara yang kebetulan berseberangan dengan Israel.
Rusia juga mulai berang dengan keputusan Erdogan untuk menyebarkan Radar NATO diwilayahnya. Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyatakan pada November 2011 bahwa Rusia akan mengambil langkah-langkah yang kompleks dalam menanggapi penyebaran sistem pertahanan rudal di Eropa. Mau tidak mau akhirnya Rusia harus memperbanyak instalasi sistem rudal Iskander diwilayah Kaliningrad dan sepanjang perbatasan Rusia untuk menangkal ancaman NATO tersebut.
Manuver politik Turki secara tidak langsung telah meningkatkan ketegangan negara-negara asia tengah dan Rusia. Perlombaan sistem rudal akan terpicu gara-gara keputusan gegabah Turki. Entahlah apa yang terjadi apabila ada sedikit kesalahan pemencetan salah satu tombolnya. Mungkin saja kiamat akan dimulai dari daerah sekitar Turki.


Opinion: Mainstream Media Telah Menjadi Alat Untuk Menjustifikasi Intervensi NATO di Suriah



Protes massa yang pecah di sejumlah negara-negara Arab pada tahun 2011 tersebut sebenarnya didalangi dari London, yang pada dasarnya menjadi pusat koordinasi mereka. BBC dan diduga-channel independen Qatar Al-Jazeera  (yang pada kenyataannya secara  ideologis dikendalikan oleh elit Inggris-Amerika) memimpin jalan dalam memberikan dukungan media.
Sebagai contoh kasus, BBC melaporkan bahwa sebuah komisi independen pakar hak asasi manusia PBB menuduh pemerintah Suriah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan karena mereka membantai demonstran damai anti-pemerintah. Tapi wartawan Prancis, Thierry Meyssan  menemukan data tentang terbunuhnya 3.500 pengunjuk rasa damai tersebut sangat tidak kredibel.
Sebagai contoh, menurut komisi PBB, pasukan keamanan Suriah menewaskan lebih dari 3.500 pengunjuk rasa damai. Namun berdasarkan penyelidikan Thierry Meyssan angka tersebut tidak kredibel, karena datang dari sebuah organisasi hak asasi manusia yang misterius dan berbasis di London yang menamakan diri Observatoire Syrien des Droits de l’Homme (OSDH). Menurut Meyssan, data dari 3.500 demonstran yang diduga dibunuh oleh pasukan keamanan Suriah sebenarnya terbukti masih hidup dan dalam keadaan sehat wal afiat. Nama mereka, didistribusikan oleh OSDH, pada kenyataannya diambil dari buku telepon perusahaan telekomunikasi pemerintahan Suriah. Meyssan mengatakan perang informasi sedang dilancarkan terhadap Suriah dan bahwa setidaknya beberapa dari rekaman didistribusikan oleh Al-Jazeera diproduksi di studio khusus yang mereproduksi alun-alun utama kota besar Suriah. Trik yang sama digunakan dengan Libya, ketika rekaman pertempuran jalanan di Tripoli pada tanggal 23 Agustus, 2011 memang terbukti benar-benar diambil di Qatar studio, yang digunakan untuk perang informasi dengan kantor berita pemerintah Libya saat itu.
Pemerintah Suriah baru-baru ini melarang iPhone untuk menghentikan penyebaran kebohongan di antara pemrotes. Beberapa pengunjuk rasa masih menggunakan smartphone yang telah dilarang untuk menyebarkan laporan palsu, mengumumkan aksi protes dan mendistribusikan bahan anti-pemerintah menggunakan aplikasi baru yang justru tidak mampu ditangkal oleh pemerintahan Suriah Sendiri. Aplikasi yang diluncurkan pada 18 November tersebut, dikembangkan oleh pakar khusus dari Inggris dan AS, yang memang diciptakan untuk membantu koordinasi pihak oposisi. Justru disinilah blunder pemerintah Suriah. Ketika semua masyarakat black out, pihak oposisi malahan memiliki teknologi koordinasi yang sangat canggih.
Eelit Inggris-Amerika memainkan peran utama dalam kampanye media terhadap Suriah, hal ini sama sekali tidaklah mengejutkan setelah keberhasilan mereka di Libya, di mana media mereka melakukan serangan informasi terhadap pemerintahan Libya dan diakhiri dengan intervensi langsung militer NATO. Sebuah strategi yang sama sekarang digunakan terhadap Suriah.
Sebagai contoh, keputusan untuk menangguhkan keanggotaan Suriah di Liga Arab mengarah untuk lebih menerapkan isolasi internasional, sebagaimana yang diinginkan  Bara. Liga Arab pertama yang mengambil keputusan yang sama tentang Libya pada akhir Februari, dan kemudian diakui Dewan NATO-yang didukung Transisi Nasional sebagai satu-satunya badan yang sah mewakili rakyat Libya, pada Agustus. Dengan kata lain, apa yang kita lihat hari ini adalah skenario yang sama yang direproduksi di Suriah, dengan diawali oleh elit multinasional Barat yang meluncurkan serangan media terhadap negara itu.
Tentara Suriah dan polisi menghadapi lawan yang kuat, termasuk tentara bayaran asing. Menurut beberapa sumber, ada sekitar 10.000 dari mereka, terutama dari negara-negara Arab dan Pakistan dan etnik Pashtun dari Afghanistan. Kejadian ini sama persis dengan skema yang terjadi di Libya terutama begitu banyaknya expatriat dari negar-negara arab lainnya serta Pakirtas dan juga Afganistan yang membanjir di Benghazi, dan tanpa bisa dibendung oleh pihak pemerintahan Libya saat itu.
Pendekatan Rusia untuk konflik di Suriah secara radikal berbeda dari Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya. Kremlin memveto resolusi PBB Dewan Keamanan, yang akan memungkinkan untuk mengulangi skenario Libya di Suriah. Moskow melakukan yang terbaik untuk menghindari eskalasi konflik, untuk mencegah intervensi militer (antara lain, dengan mengirimkan sebuah kapal induk ke Mediterania) dan mendirikan sebuah dialog damai yang konstruktif.



Opinion: Hanya Suriah-lah Yang Masih Tersisa Bagi Rusia, China dan Iran


Suriah tidak lain hanyalah pion dalam permainan geopolitik global, ditetapkan untuk dikorbankan oleh barat untuk mengekang perluasan pengaruh China, Rusia dan Iran.
Sebagaimana masyarakat internasional dengan waspada menunggu untuk melihat apakah rencana gencatan senjata PBB Kofi Annan akan bekerja di Suriah, Profesor Lebanon International University Jamal Wakim, percaya Barat masih belum surut niatnya untuk menggulingkan Presiden Bashar Al-Assad.
Lebih lanjut, Jamal Wakim menilai bahwa laporan bentrokan antara pasukan pemerintah dan pemberontak Suriah di perbatasan Turki mungkin menandakan bahwa oposisi Suriah ingin mendiskreditkan inisiatif Annan. Hal ini akan memungkinkan Washington untuk lebih punya kesempatan menekan atas kompromi dunia Internasional pada Suriah, dan sekaligus memojokkan Moskow.
Selanjutnya, konflik dengan Turki akan membantu NATO untukmembypass kewenangan Dewan Keamanan PBB, di mana hanya dari sanalah Rusia dapat memblokir setiap upaya untuk melakukan intervensi ke Suriah. Dengan adanya konflik terbuka antara Suriah dengan Turki, menjadi alasan kuat NATO dengan dalih bahwa menyerang salah satu anggota NATO berarti menyerang blok keseluruhan, dan pembalasan yang sangat keras pastilah akan dilakukan oleh NATO terhadap Suriah.
Tapi, menurut Wakim, konflik Suriah memiliki agenda yang lebih dari sekadar menumbangkan “diktator”, yang telah menjalankan negara selama dua belas tahun.
Ini adalah usaha untuk mengambil alih seluruh Timur Tengah dan blok Rusia, China dan Iran di dalam benua. Kalau road map ini berhasil, maka Barat akan dengan leluasa untuk mengisolasi serta mengepung Rusia, Cina dan Iran karena akses ke Laut Mediterania dan Samudera Hindia ada dibawah kekuasaan Barat beserta semua bonekanya.
Ada satu bentuk aliansi bentukan barat yang  disebut kekuatan maritim: AS, Eropa Barat dan Turki. Mereka berusaha menahan Rusia, Cina dan Iran dari jalur perdagangan internasional dan dengan demikian mendapatkan posisi tawar yang lebih baik. Ini juga akan menghambat pertumbuhan ekonomi tiga negara dan mempengaruhi peran mereka dalam politik global.
Dengan kemajuan kerjasama Barat dengan Negara pendukung mereka di Timur Tengah,  maka Moskow, Beijing dan Teheran telah kehilangan akses mereka ke perairan Mediterania. Libya sudah dikuasai NATO, Yaman sudah mulai condong ke Barat. Hanya Suriah-lah sekutu ketiga negara yang masih tersisa.  Inilah alasan sebenarnya mengapa AS begitu sangat berambisi untuk menumbangkan Assad dan menggantinya dengan rejim baru yang merupakan boneka dari kekuasaan Barat.



Opinion: Terbukti Sudah, Sebagian Besar Rakyat Suriah Mendukung Assad



Sebuah demonstrasi damai besar-besaran untuk mendukung Bashar al-Assad, Presiden Suriah, di Damaskus. Terjadi baru-baru ini. Demonstrasi tersebut terlihat secara langsung didepan mata para wakil Liga Arab.  Bahkan sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh lembaga independen yang kredibel dan dibawah kendali langsung Liga Arab telah menemukan bukti bahwa kebanyakan rakyat Suriah mendukung Bashar al-Assad. Dan bukti-bkti tersebut disaksikan juga oleh para wakil Liga Arab.
Tetapi mengapa mainstream media Barat selalu menyatakan bahwa Assad harus lengser. Assad tidak dicintai oleh rakyatnya. Assad adalah penguasa bengis yang merepresi rakyatnya sendiri. Mengapa hanya berita-berita itu yang muncul. Mengapa mainstream media Barat tidak bertindak independen.
Temuan utama adalah bahwa sebagian besar orang Arab Suriah yang menginginkan Assad lengser ternyata tinggal di luar negeri. Sementara sebagian besar orang Suriah didalam negeri sangat menginginkan Assad bertahan dan tetap memimpin Suriah sampai jabatannya habis.

Bias liputan media juga terus mendistorsi misi pengamat Liga Arab di Suriah. Ketika liga Arab mendukung zona larangan terbang di Libya musim semi lalu, media Barat memuji setinggi langit kebijakan yang diambil oleh Liga Arab. Hasilnya, Libya terbukti hancur-lebur sampai saat ini. Eskalasi konflik tak terpecahkan sampai dengan detik ini, baik antara pendukung Jamahiriya dengan TNC maupun antar faksi dalam TNC.
Tetapi, begitu perwakilan Liaga Arab yang dipimpin oleh Sudan menemukan bukti yang bertentangan dengan mainstream media Barat, mereka langsung dikecam dan dianggap tidak kredibel. Bahkan media-media Barat mengusulkan agar misi Liga Arab di Suriah segera ditarik.
Distorsi media terhadap pemberitaan yang independen tentang Suriah benar-benar kelihatan sangat difabrikasi. Ada agenda-agenda terselubung dari mainstream media yang dipandegani oleh Al Jazeera yang berpusat di Doha Qatar. Media ini sangat membesar-besarkan tuntutan agar PBB segera mengintervensi Suriah secepatnya. Setali tiga uang, kemudian mainstream media lainnya ikut-ikutan membenarkan pembelokan opini publik yang dilakukan oleh Al Jazeera.
Mainstream media selalu membesar-besarkan pemberitaan yang berisi tentang penindasan yang dilakukan polisi dan tentara yang setia kepada Assaad. Tetapi kebrutalan milisi anti Assad sama sekali tidak pernah diberitakan. Dari laporan media independen, sangat terlihat bahwa korban dipihak polisi dan tentara pendukung Assad sangat banyak. Bahkan jumlahnya lebih banyaknya dengan korban dari pihak milisi.
Homs dan beberapa kota Suriah lainnya menjadi seperti Beirut pada tahun 1980 atau Sarajevo pada 1990-an, dengan pertempuran antara milisi di jalur patahan sektarian dan etnis. Korban dari pihak militer sangat banyak, dan justru lebih banyak dari korban milisi yang seringkali diberitakan oleh mainstream media sebagai “demonstran damai tak bersenjata”. Padahal mereka memiliki senjata yang lebih hebat daripada tentara reguler Suriah.
Model pembelokan opini oleh mainstream media terbukti sangat ampuh di Libya. Kelihatannya metode ini juga akan dilakukan di Suriah. Tetapi Cina dan Rusia tidak ingin ketipu dua kali. Model intervensi atas nama jargon demi perlindungan rakyat sipil tidak mempan di kedua negara anggota dewan keamanan PBB ini.
Secara praktis, intervensi sembunyi-sembunyi sebenarnya sudah dilakukan. Banyak bukti yang memperlihatkan keterlibatan agen-agen Israel, Inggris, dan CIA yang terlibat di Suriah. Sangat banyak bukti yang menunjukkan tertangkapnya para elit komando dari negara-negara tersebut. Bahkan keterlibatan Turki sekalipun sangat sulit untuk disembunyikan. Tetapi tidak ada satupun media Barat yang mau memberitakannya.
Sampai detik inipun, distorsi media terhadap kondisi terakhir di Suriah masih tetap berlangsung. Semoga Suriah tidak menjadi seperti Irak, Afganistan, dan Libya.

sumber: http://mbahwo.com/2012/01/terbukti-sudah-sebagian-besar-rakyat-suriah-mendukung-assad/



 

 

Jumat, 20 April 2012

Kamus Karbala; Siapa yang Bergabung dan Berpisah dengan Imam Husein as

Oleh: Saleh Lapadi dan Emi Nur Hayati

Karbala dan peristiwa yang terjadi di dalamnya memiliki banyak pesan dan pelajaran. Karbala dan peristiwa yang terjadi di dalamnya memberikan parameter dan tolok ukur untuk mengenali kebenaran dan kebatilan. Karbala adalah sebuah pentas pemilihan. Dengan kehendaknya, manusia di Karbala mendapati akibatnya sesuai dengan pilihan, latar belakang keyakinan dan kecenderungannya. Ada yang berhasil mendapatkan akibat yang baik karena pilihannya untuk bergabung dengan Imam Husein as. Ada juga yang berakibat buruk karena pilihannya untuk berpisah dan bahkan memerangi serta membantai Imam Husein as.

Dalam peristiwa Karbala, manusia-manusia saat itu di hadapkan dengan dua pilihan; memilih untuk gabung dan membela perjuangan Imam Husein as dalam menegakkan ajaran kakeknya Rasulullah Saw atau berpisah dari beliau karena kecenderungan dan kecintaan kepada kedudukan dunia maupun harta kekayaan.

Apa sebenarnya faktor yang menentukan seseorang berhasil mendapatkan akibat yang baik  dan sebaliknya berakibat buruk dan berhadap-hadapan dengan Imam Husein as?

Tulisan ini pertama, akan mengenalkan dan mengkaji orang-orang yang berhasil menggabungkan dirinya dengan Imam Husein as dan terhitung sebagai orang-orang yang mendapatkan kebahagiaan dan memiliki kehidupan abadi. Kedua, akan mengkaji dan menyebutkan orang-orang yang berakibat buruk dan gagal mendapatkan  kebahagiaan ini.

1. Mereka Yang Bergabung Dengan Imam Husein as

Hur bin Yazid Riyahi
Sesuai dengan namanya yang berarti merdeka, Hur telah berhasil membuktikan bahwa dirinya adalah orang yang merdeka, merdeka memilih dan mengambil keputusan untuk menjauhi manusia-manusia durjana dan kembali kepada jalan yang benar yang dipandu oleh Imam Husein as.

Hur adalah orang yang menghalangi jalannya Imam Husein as beserta keluarga dan sahabatnya menuju Kufah dan mencegah beliau menggunakan air Furat. Namun akhirnya ia mengambil keputusan untuk bergabung dengan Imam Husein as. Ia datang kepada Imam Husein as menyatakan penyesalannya dan bertaubat. Imam Husein as pun menerima taubatnya.

Hur bin Yazid Riyahi cukup lama mendapat tugas dari Ubaidullah bin Ziyad untuk mengawasi dan mengepung Imam Husein agar tidak kembali ke Mekah atau menuju ke Kufah. Dari situlah ia mengenal Imam Husein as dari dekat. Mengenali pribadi Imam Husein as dari dekat inilah yang membuat Hur memilih untuk bergabung dengan beliau.

Pada hari Asyura Hur mendapat tugas dari Umar bin Saad untuk memimpin suku Tamim dan Hamdan dalam memerangi Imam Husein as dan keluarganya. Ketika Hur mendengar panggilan Imam Husein as yang berkata, "Adakah penolong yang bisa menolong kami karena Allah? Adakah orang yang bisa menjauhkan kejahatan kaum ini dari keluarga Rasulullah Saw? Badan Hur gemetaran dan ia meneteskan air mata, kemudian bertanya kepada Umar bin Saad seraya berkata, "Apakah kau akan memerangi laki-laki ini (Imam Husein as)? Umar menjawab, "Iya, demi Allah! Sebuah perang yang memisahkan kepala dan tangan dari badan." Hur berkata, "Tidak bisakah kau mengakhirinya dengan perdamaian? Umar menjawab, "Ibnu Ziyad hanya akan puas dengan peperangan." (Muhammad bin Ahmad Kharazmi, Maqtal al-Husein al-Kharazmi, jilid 2, hal 12, Anwar al-Huda 1388)

Hur pelan-pelan menuju barisan Imam Husein as. Seorang laki-laki sesama sukunya bernama Muhajir bin Aus bertanya, "Apa yang kau pikirkan? Kau mau menyerang Husein? Hur tidak menjawab dan badannya gemetaran. Muhajir berkata, "Aku heran melihat tingkahmu? Demi Allah! Aku tidak pernah melihatmu demikian. Bila ditanya siapa yang paling berani di antara penduduk Kufah? Kaulah yang aku sebutkan. Hur berkata, "Demi Allah! Aku melihat diriku berada di antara surga dan neraka. Aku memilih surga, meski badanku harus dicabik-cabik dan dibakar."

Kemudian ia memacu kudanya menuju kepada Imam Husein as seraya mengucapkan salam dan berkata, "Wahai Putra Rasulullah! Jiwaku sebagai tebusanmu. Aku adalah orang yang mempersulit Engkau dan datang di tempat ini. Aku tidak berpikir bila kaum ini akan berbuat demikian terhadapmu. Demi Allah, tiada Tuhan selain Dia! kalau saja aku mengetahui apa yang akan diperbuat oleh mereka terhadapmu, aku tidak akan pernah melakukan hal itu. Aku bertaubat kepada Allah atas segala perbuatan yang aku lakukan... Apakah taubatku akan diterima?" Imam Husein as menjawab, "Iya, Allah menerima taubatmu dan mengampunimu. Siapakah namamu? Aku adalah Hur bin Yazid. Imam Husein as berkata, "Kau merdeka sebagaimana nama yang diberikan ibumu untukmu. Kau merdeka di dunia dan di akhirat insyaallah..." Imam Husein as menyuruh Hur untuk turun dari kudanya, namun Hur memohon kepada Imam Husein as untuk menjadi pasukan berkuda. (Thabari, Tarikh Thabari,  Muassasah al-A'lami Lilmathbu'at Beirut Lebanon, jilid 4, hal. 325)

Hur telah kembali kepada jalan yang benar dan bergabung dengan Imam Husein as.

Ali bin Hur Riyahi
Ali bin Hur Riyahi juga mengikuti jejak ayahnya memilih bergabung dengan Imam Husein as. Ali bin Hur melakukan perlawanan terhadap pasukan Yazid bin Muawiyah sambil mengumandangkan syair:

"Aku adalah Ali dan aku adalah putra Hur.
Aku akan menjadi tebusan bagi Imam Husein dari segala bahaya yang menimpanya.
Aku inginkan kemenangan di Hari Kebangkitan dengan tebusan ini.
Bersama Nabi Muhammad dan Imam yang suci."

Ali bin Hur berhasil menumpas lima puluh orang dari pasukan durjana Yazid. Setelah bertempur dengan mereka, Ali mulai kelelahan dan kehausan, di saat itulah pasukan Yazid mencabik-cabik badannya dan syahidlah ia.

Menyaksikan syahadah putranya, Hur berkata, "Segala puji bagi Allah! Kau wafat tidak dalam kondisi jahil. Kau telah mencapai syahadah di sisi Imam Husein as!"

Mush'ab bin Yazid
Mush'ab adalah saudara Hur. Ia mencapai syahadah setelah Hur dan Ali putranya mencapai syahadah. Pada mulanya mereka semua beserta pembantunya bergabung dengan pasukan Umar bin Saad. Namun akhirnya berhasil gabung dengan Imam Husein as dan mengungkapkan penyesalannya kemudian meminta izin kepada Imam untuk berjuang melawan musuh. Akhirnya mereka mencapai syahadah. Selain mereka bertiga, ada satu lagi pembantu Hur yang bernama Ghurrah atau Urwah. Sebagian menyebutnya Ghurra dan sebagian lain menyebutnya Urwah. ((Marhum Ayatullah Sayid Muhammad Javad Dzehni Tehrani, Maqtal al-Husein as Az Madinah ta Madinah, hal 21-22)

Tidak sedikit orang yang tadinya berada pada barisan Yazid bin Muawiyah yang dipimpin oleh Umar bin Saad, berbalik arah dan bergabung dengan Imam Husein as karena menyaksikan ulah Umar bin Saad yang tidak manusiawi antara lain menghalangi Imam Husein as dan keluarganya menggunakan air sungai Furat, tidak menampakkan perdamaian sama sekali bahkan hatinya akan rela hanya dengan membantai Imam Husein as dan keluarga serta sahabatnya.

Selain keempat nama tersebut di atas, orang-orang yang berhasil gabung dengan Imam Husein as antara lain:

Zuhair bin Qayin Bajali
Zuhair adalah sosok pribadi terkenal di kota Kufah. Pada mulanya ia sebagai pendukung Utsman. Pada tahun 60 Hq ia pergi menunaikan ibadah haji. Sekembalinya dari Mekah ia seiring dengan rombongan Imam Husein as saat menuju kota Kufah. Karena tidak ingin berdekatan dengan rombongan Imam Husein, ia senantiasa menjauh. Namun dalam sebuah peristirahatan ia terpaksa berdekatan dengan tempat peristirahatan Imam Husein as.

Di saat itulah Imam Husein as mengirim salah satu utusannya untuk mengundang Zuhair menghadap Imam Husein as. Ia tidak begitu tertarik dengan undangan Imam Husein as. Namun berkah dorongan istrinya Dulham bin Amr, akhirnya ia menerima undangan Imam Husein as. Setelah menemui Imam Husein as ia kembali dengan wajah berseri-seri dan siap bergabung dan membela perjuangan Imam Husein as dan mencapai syahadah. (Syeikh Muhammad bin Thahir as-Samawi, Abshar al-Ain Fi Anshar al-Husein as, Markas Dirasat al-Islamiyah, hal. 161, cetakan baru) 

Dharghamah bin Malik Taghlibi
Salah seorang yang berbaiat dengan Muslim bin Aqil. Namun ketika orang-orang meninggalkan Muslim bin Aqil sendirian, Dharghamah bergabung dengan pasukan Umar bin Saad keluar kota memerangi Imam Huseian as. Dan akhirnya ia bergabung dengan pasukan Imam Husein as dan setelah shalat Zuhur hari Aysura ia mencapai syahadah dalam perlawanan orang perorang dengan pasukan Umar bin Saad. (Ibid, hal. 199) 

Abdullah bin Basyir Khats'ami
Ia berada di barisan Umar bin Saad. Namun sebelum perang dimulai ia bersama beberapa orang bergabung dengan Imam Husein as dan mencaai syahadah pada pagi hari Asyura. (Ibid, hal. 170) 

Harits bin Amrulqais Kindi
Ia terkenal sebagai orang yang berani dan pemanah mahir di zamannya. Pada mulanya berada dalam barisan Umar bin Saad. Namun ketika pasukan Umar bin Saad tidak mau mendengarkan kata-kata Imam Husein as, ia memilih bergabung dengan Imam Husein as dan mencapai syahadah di awal penyerangan. (Ibid, hal. 173) 

Abdurrahman dan Mas'ud bin Hajjaj Taimi Kufi
Abdurrahman dan Mas'ud dua sosok Syiah pemberani yang tadinya berada di dalam barisan Umar bin Saad. Namun sebelum terjadi pertempuran, seorang putra dan ayah ini sempat menemui dan mengucapkan salam kepada Imam Husein as dan akhirnya menetap bersama Imam Husein as. Disebutkan oleh Sarwi bahwa kedua orang ini mencapai syahadah pada permulaan penyerangan. (Ibid, hal. 193)

Qasim bin Habib bin Abi Basyir Azdi Kufi
Ia adalah seorang Syiah pemberani dan berada di dalam barisan Umar bin Saad. Ketika sampai di Karbala, sebelum dimulainya pertempuran, ia bergabung bersama Imam Husein as dan mencapai syahadah di sisi Imam Husein as pada permulaan pertempuran. (Ibid, hal. 186)

Hallas bin Amr Azdi Rasbi dan saudaranya; Nu'man
Kedua saudara ini putra Amr Rasbi, penduduk Kufah dan termasuk sahabat Amirul Mukminin Ali as. Hallas bekerja sebagai polisi di Kufah pada zaman Imam Ali as.

Menurut penulis buku Hadaiq, Nu'man dan Hallas keluar dari Kufah bersama pasukan Umar bin Saad. Namun ketika Umar bin Saad menolak syarat-syarat Imam Husein as, kedua saudara bersama orang-orang yang keluar dari barisan Umar di pertengahan malam, bergabung dengan Imam Husein as. Mereka berdua mencapai syahadah di dalam barisan Imam Husein as.

Menurut Sarwi, keduanya mencapai syahadah di awal pertempuran. (Ibid, hal. 187)

Habsyah bin Qais Nahami
Habsyah bin Qais bin Salmah bin Tharif bin Aban bin Salmah bin Harits Hamdani Nahami. Salmah kakek Habsyah termasuk salah satu sahabat Rasulullah Saw dan anaknya Qais sempat hidup sezaman dengan Rasulullah Saw dan menyaksikan beliau. Habsyah termasuk salah satu orang yang hadir di padang Karbala dan sebelum pertempuran ia mendatangi Imam Husein as dan bergabung dengan beliau. Menurut Ibnu Hajar ia mencapai syahadah di dalam barisan Imam Husein as. (Ibid, hal. 134)

Dan masih banyak lagi yang bergabung dengan Imam Husein as antara lain; Jabir bin Hajjaj,  Jawin bin Malik Tamimi, Bakar  bin Hay Taimi, Habbab bin Amir Taimi, Umar bin Dhabi'ah bin Qais Tamimi, Syubaib Kalbi, Abu al-Hatuf dan Saad bin Harits, setelah mereka menyaksikan kelicikan dan kekejaman Umar bin Saad beserta para cecunguknya memperlakukan Imam Husein as dan keluarga serta sahabat-sahabatnya, mereka akhirnya mengambil keputusan untuk bergabung dengan Imam Husein as dan mencapai derajat syahadah di sisi Imam Husein as.

2. Mereka Yang Pisah Dari Imam Husein as

Mengkaji orang-orang yang berpisah bahkan memusuhi dan memerangi Imam Husein as mengajak kita untuk mengkaji faktor apakah yang membuat mereka lebih memilih berada di bawah komando manusia-manusia seperti Yazid bin Muawiyah dan Ubaidullah bin Ziyad? Faktor apakah yang membuat mereka harus melumuri tangannya dengan darah Imam Husein as dan keluarga serta sahabatnya?

Dibalik kekejaman dan kebiadaban para pembantai Imam Husein as dan keluarga serta sahabatnya pasti ada faktor penting yang membuat mereka berani melakukan hal itu. Bila kita membuka kembali lembaran sejarah, ada beberapa faktor yang membuat seseorang meninggalkan kebenaran dan memilih kebatilan. Pertama; masalah keyakinan dan keimanan. Orang-orang yang imannya lemah dan goyah, pada moment-moment tertentu akan menampakkan isi hati mereka, meski mereka tampil berbaju dan beridentitas muslim. Model-model seperti ini sebelumnya sudah ditegaskan oleh Allah kepada Rasulullah Saw. Mereka tidak menerima Islam dengan sepenuh hati. Bila kita membuka al-Quran, kita akan mendapatinya:

"Di antara orang-orang Arab badui yang ada di sekililingmu itu ada orang-orang munafik dan juga di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka. Tetapi Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan kami siksa dua kali. Kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar." (Taubah:101)

Kedua; cinta dunia dan harta kekayaan. Dunia, harta dan kebergantungan kepadanya merupakan awal penyelewengan dan penyimpangan seseorang dari kebenaran. Kecintaan dan kebergantungan kepada dunia dan harta kekayaanlah yang membuat seseorang terjerumus ke dalam dosa dan kejahatan. Kecintaan dan ketergantungan kepada dunia dan hartalah yang membuat seseorang lalai akan harga diri dan martabatnya di mata masyarakat. terkait masalah ini, Imam Ali as berkata, "Cinta dunia adalah puncak segala kesalahan." (Ghurar al-Hikam, Qom, Imam Ashr, 1381, hal. 395)

Kelemahan iman, ketergantungan kepada dunia dan tergiur dengan harta yang diiming-imingkan merupakan faktor yang membuat sebagian orang rela meninggalkan Imam Husein as dan bahkan berani mengayunkan pedang menghalalkan darah cucu Rasulullah Saw ini.

Di sini kita akan mengenali mereka yang tidak mau bergabung dan menerima ajakan Imam Husein as di Karbala antara lain:

Syimr bin Dziljausyan
Syimr bin Dziljausyan pernah bergabung dengan Imam Ali bin Abi Thalib as di perang Shiffin melawan Muawiyah bin Abi Sofyan. Namun dengan bergulirnya waktu ia mengalami perubahan dan kemrosotan pemikiran dan keyakinan. Akhirnya ia tergolong sebagai orang yang memerangi keluarga Rasulullah Saw. Dalam memerangi Imam Husein as ia berperan sebagai komandan sebelah kiri pasukan Kufah dibawah komando Umar bin Saad. Dialah yang menawarkan surat keamanan kepada Abu Fadhl Abbas agar meninggalkan Imam Husein as. Dialah yang duduk di atas badan Imam Husein as dan menyembelih leher Imam Husein as.

Allamah Majlisi dalam bukunya meriwayatkan, di pagi hari Asyura ketika api berkobar di kubangan sekitar tenda Imam Husein, Syimr berteriak, "Hai Husein! Terburu-burukah kau menyambut api sebelum api neraka menyambutmu?"

Imam Husein as berkata, "Siapakah orang itu, kelihatannya ia Syimr?

Dijawab, "Iya"

Imam Husein as berkata, "Hai anak pengembala kambing! Kaulah yang lebih layak mendapat api neraka."

Setelah peristiwa Karbala dan tercatat sebagai pemenggal kepala Imam Husein as, Syimr bin Dziljausyan dikejar-kejar oleh pasukan Mukhtar Tsaqafi dan ditangkap kemudian mendapat hukuman atas kejahatan yang diperbuatnya terhadap keluarga Rasulullah Saw di Karbala. (Allamah Majlisi, Bihar al-Anwar, jilid 45, hal. 4, Muassasah al-Wafa, Beirut Lebanon, 1983)

Ubaidullah bin Hur Ja'fi
Ubaidullah bin Hur Ja'fi adalah orang yang menolak ajakan Imam Husein as. Saat Imam Husein as di Qashr Maqatil, beliau melihat tenda Ubaidullah. Imam Husein as kemudian memerintahkan Hajjaj bin Masruq untuk mengajak Ubaidullah bergabung, namun Ubaidullah menolak dan beralasan bahwa ia keluar dari Kufah agar jangan sampai bergabung dengan Imam Husein, karena di Kufah tidak ada orang yang akan menolong Imam Husein as. Ketika alasan Ubaidullah disampaikan kepada Imam Husein, beliau bersama beberapa orang mendatangi langsung Ubaidullah dan bercakap-cakap tentang kondisi Kufah dan kembali mengajak Ubaidullah untuk bergabung. Namun tetap saja Ubaidullah menolak dan hanya memberikan kuda dan pedangnya untuk Imam Husein as. Imam Husein as menolak pemberian Ubaidullah seraya berkata, "Biar kuda dan pedang ini milikmu, kami hanya menginginkan pertolongan dan pengorbanan darimu. Bila kamu tidak mau berkorban, kami juga tidak menginginkan apapun dari hartamu.

Setelah peristiwa Karbala, Ubaidullah bin Hur Ja'fi benar-benar menyesal karena tidak menerima ajakan Imam Husein as untuk bergabung dengan beliau. (Javad Mohaddesi, Farhang Asyura, Nasyre Ma'ruf, hal. 304)

Umar bin Saad bin Abi Waqash
Atas permintaan Imam Husein as, diadakan pertemuan di Karbala. Dari satu sisi Umar bin Saad didampingi anaknya Hafs dan pembantunya Lahiq dan dari sisi lain Imam Husein dibarengi oleh Abu Fadhl Abbas dan putra beliau Ali Akbar. Dalam pertemuan itu Imam Husein as berkata, "Celakalah kau wahai Ibnu Saad! Tidakkah kau takut kepada Allah di mana kau akan kembali kepada-Nya? Akankah kau memerangiku, sementara kau tahu aku anak siapa? Tinggalkan kaum itu dan gabunglah bersamaku! Sesungguhkan bergabung denganku menjadikan kau lebih dekat kepada Allah."

Umar menjawab, "Bagaimana aku bisa bergabung dengan engkau sementara Ibnu Ziyad pasti akan menghancurkan rumahku!"

Imam Husein as menjawab, "Aku akan membangunnya kembali untukmu!"

Umar berkata, "Aku takut Ibnu Ziyad akan menyita harta kekayaanku."

Imam Husein as menjawab, "Aku akan menggantikan yang lebih baik untukmu di Hijaz."

Umar berkata, "Aku punya keluarga, aku takut akan mereka."

Mendengarkan beragam alasan Umar bin Saad, Imam Husein terdiam dan tidak menjawab kemudian meninggalkan Umar seraya berkata, "Bagaimana kalau Allah menyembelihmu di atas tempat tidur dan tidak mengampunimu di Hari Kiamat. Demi Allah! Kau tidak akan makan gandum Irak kecuali sedikit saja.

Sambil mengejek Umar bin Saad menjawab, "Kalau gak ada gandum ya makan Ju...(gandum kasar). (Allamah Majlisi, Bihar al-Anwar, jilid 44, hal. 388)
 
Amr bin Qais
Amr bin Qais bersama putra pamannya mendatangi Imam Husein as di Qashr Maqatil. Imam Husein as mengajak untuk bergabung bersama beliau. Namun mereka menolak ajakan Imam Husein dan beralasan bahwa mereka sudah lanjut usia, banyak hutang, banyak keluarga dan banyak amanat masyarakat ditangannya, dan tidak tahu harus bagaimana? Takut jangan sampai menyia-nyiakan amanat masyarakat."

Imam Husein as berkata kepada mereka, "Kalau begitu pergilah dari sini dan jangan sampai mendengar suara kami dan melihat kami. Sesungguhnya barang siapa yang mendengar permintaan tolong kami dan melihat kami tapi tidak mau menjawab dan tidak mau menolong, maka Allah akan melemparkan wajahnya ke dalam neraka jahannam."

Alasan berkeluarga dan menjaga amanat masyarakat mengelabui kedua orang ini untuk berpisah dari Imam Husein as. Ayat al-Quran menyebutkan, "Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (Ali Imran:185) 

Hartsamah bin Salim
Hartsamah bin Salim adalah salah seorang yang ikut bergabung bersama Imam Ali as dalam perang Shiffin melawan Muawiyah. Ketika kembali dari perang Shiffin, Imam Ali bersama pasukannya berhenti di padang Karbala menunaikan shalat. Setelah selesai shalat Imam Ali as mengambil segenggam tanah seraya berkata, "Wahai tanah! Akan dibangkitkan sekelompok manusia darimu dimana mereka akan masuk surga tanpa hisab." 

Kemudian Imam Husein as berkata, "Kau bersama kami atau melawan kami?"

Hartsamah menjawab, "Tidak bersamamu dan juga tidak melawanmu. Aku tinggalkan putri-putriku dan aku khawatir jangan sampai Ubaidillah bin Ziyad melakukan sesuatu terhadap mereka."

Imam Husein as berkata, "Kalau begitu segeralah pergi dari sini dan jangan sampai melihat tempat pengorbanan kami dan jangan sampai mendengar suara kami. Demi Zat yang jiwanya Husein ada di tangan-Nya. Bila hari ini seseorang mendengar suara kami dan tidak mau menolong kami, maka Allah akan melemparkan wajahnya ke neraka jahannam." (Allamah Majlisi, Bihar al-Anwar, jilid 44, hal. 255)

Dalam peristiwa Karbala Imam Husein as membawa keluarganya bahkan putranya yang bernama Ali Asghar, bayi yang masih berusia enam bulan. Namun di sisi lain Hartsamah menolak ajakan Imam Husein as dengan alasan khawatir akan anak-anaknya. Keterikatan dan kekhawatiran terhadap anak-anak ini membuat Hartsamah harus meninggalkan Imam Husein as. Dalam ayat al-Quran disebutkan, "Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan bagimu dan di sisi Allah-lah pahala yang besar." (Taghabun:15) (IRIB Indonesia)

Senin, 16 April 2012

Ziarat Imam Hussein

بسم الله الرحمن الرحيم

أللهم صل على محمد وآل محد

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا اَبا عَبْدِاللهِ،
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا بْنَ رَسُولِ اللهِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا بْنَ اَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ وَابْنَ سَيِّدِ الْوَصِيِّينَ،
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا بْنَ فَاطِمَةَ سَيِّدَةِ نِسَاءِ الْعَالَمِينَ،
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا ثَارَ اللهِ وَابْنَ ثَارِهِ وَالْوِتْرَ الْمَوْتُورَ،
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ وَعَلَى اْلاَرْوَاحِ الَّتِي حَلَّتْ بِفِنَائِكَ
عَلَيْكُمْ مِنِّي جَمِيعًا سَلاَمُ اللهِ اَبَداً مَا بَقيتُ وَبَقِىَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ.


Assalâmu ‘alayka yâ Abâ ‘Abdillâh
Assalâmu ‘alayka yabna Rasûlillâh
Assalâmu ‘alayka yabna amîril mu’minîn
Assalâmu ‘alayka yabna Fâthimah Sayyidati niâil ‘âlamîn
Assalâmu ‘alayka yâ Tsârallâh wabna tsârih wal-witral mawtûr
Assalâmu ‘alayka wa ‘alal arwâhil latî hallat bifinâik,
‘alaykum minnî jamî’an salâmullâhi Abadan mâ baqîtu wa baqiyal laylu wan-nahâr.

Salam atasmu duhai Aba Abdillah
Salam atasmu duhai Putera Rasulullah
Salam atasmu duhai Putera Amirul mukminin, putera Penghulu para washi.
Salam atasmu duhai Putera Fatimah penghulu wanita sedunia.
Salam atasmu ya Tsarallah wabna Tsarih wal-Mitral Mawtur.
Salam atasmu dan semua Arwah yang bergabung di halaman kediamanmu.
Sepanjang hidupku, siang dan malam, aku akan mendoakanmu semua semoga Allah melimpahkan kedaimaian-Nya kepadamu semua.
يَا اَبا عَبْدِاللهِ لَقَدْ عَظُمَتِ الرَّزِيَّةُ
وَجَلَّتْ وَعَظُمَتِ الْمُصِيبَةُ
بِكَ عَلَيْنا وَعَلَى جَمِيعِ اَهْلِ اْلاِسْلامِ
وَجَلَّتْ وَعَظُمَتْ مُصِيبَتُكَ فِي السَّمَاوَاتِ عَلَى جَمِيعِ اَهْلِ السَّمَاوَاتِ،
فَلَعَنَ اللهُ اُمَّةً اَسَّسَتْ اَسَاسَ الظُّلْمِ وَالْجَوْرِعَلَيْكُمْ اَهْلَ الْبَيْتِ،
وَلَعَنَ اللهُ اُمَّةً دَفَعَتْكُمْ عَنْ مَقَامِكُمْ
وَاَزَالَتْكُمْ عَنْ مَرَاتِبِكُمُ الَّتي رَتَّبَكُمُ اللهُ فِيهَا،
وَلَعَنَ اللهُ اُمَّةً قَتَلَتْكُمْ
وَلَعَنَ اللهُ الْمُمَهِّدِينَ لَهُمْ بِالَّتمْكِينِ مِنْ قِتَالِكُمْ،
بَرِئْتُ اِلَى اللهِ وَاِلَيْكُمْ مِنْهُمْ وَمِنْ اَشْيَاعِهِمْ
وَاَتْبَاعِهِمْ وَاَوْلِيَائِهِم.
Yâ Abâ ‘Abdillâh laqad ‘azhumatir raziyyah wa jallat wa ‘azhumatil mushîbatu bika, wa ‘alâ jamî’i ahlil islâm, wa jallat wa ‘azhumat mushîbatuka fis samâwâti wa ‘alâ jamî’i ahlis samâwâti, fala’anallâhu ummatan assasat asâsazh zhulmi wal-jawr ‘alaukum Ahlal bayt. Wa la’anallâhu ummatan dafa’atkum ‘an maqâmikum wa azâlat ‘an marâtibikum allatî rattaballâhu fîhâ. Wa la’anallâhu ummatan qatalatkum, wa la’anallâhul mumahhidîna lahum bittamkîni min qitâlikum. Bari’tu ilallâhi wa ilaykum minhum, wa min asy-yâ’ihim wa atbâ’ihim wa awliyâihim.

Duhai Aba Abdillah, sungguh besar musibah yang menimpamu bagi kami dan seluruh kaum muslimin. Sungguh besar musibah yang menimpamu bagi langit dan seluruh penghuninya. Semoga Allah melaknat ummat yang menzalimimu dan menyakitimu duhai keluarga suci Nabi. Semoga Allah melaknat ummat yang menghalangi mu dari kedudukan yang telah Allah tetapkan bagimu. Semoga Allah melaknat ummat yang membunuhmu. Semoga Allah melaknat ummat yang membiarkan mereka memerangimu.
Kunyatakan kepada Allah dan kepadamu bahwa aku berlepas diri dari mereka, dari semua pengikut mereka, dan dari semua pendukung mereka.
يَا اَبا عَبْدِاللهِ
اِنِّي سِلْمٌ لِمَنْ سَالَمَكُمْ
وَحَرْبٌ لِمَنْ حارَبَكُمْ اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ،
وَلَعَنَ اللهُ آلَ زِيَاد وَآلَ مَرْوَانَ،
وَلَعَنَ اللهُ بَني اُمَيَّةَ قَاطِبَةً،
وَلَعَنَ اللهُ ابْنَ مَرْجَانَةَ،
وَلَعَنَ اللهُ عُمَرَ بْنَ سَعْدٍ،
وَلَعَنَ اللهُ شِمْراً،
وَلَعَنَ اللهُ اُمَّةً اَسْرَجَتْ
وَاَلْجَمَتْ وَتَنَقَّبَتْ لِقِتَالِكَ.
Yâ Abâ ‘Abdillâh innî silmun liman sâlamakum, wa harbun liman hârabakum ilâ yawmil qiyâmah. Wa la’anallâhu âla Ziyâdin wa âla Marwân. Wa la’anallâhu Banî Umayyata qâtibah. Wa la’anallâhubna Marjânah. Wa la’anallâhu ‘Umarabna Sa’din. Wa la’anallâhu Syimran. Wa la’anallâhu ummatan asrajat wa aljamat wa tanaqqabat liqitâlika.

Duhai Aba Abdillah, sungguh kunyatakan damai kepada siapa saja yang berdamai denganmu, dan kunyatakan perang kepada siapa saja yang memerangimu sampai hari kiamat. Semoga Allah melaknat keluarga Ziyad dan keluarga Marwan. Semoga Allah melaknat Bani Umayyah yang bersikap kejam kepadamu. Semoga Allah melaknat putera Marjanah. Semoga Allah melaknat Umar bin Sa’d. Semoga Allah melaknat Syimran. Semoga Allah melaknat ummat yang bergabung untuk memerangimu.

بِاَبي اَنْتَ وَاُمِّي
لَقَدْ عَظُمَ مُصَابي بِكَ
فَاَسْأَلُ اللهَ الَّذِي اََكْرَمَ مَقَامَكَ وَاَكْرَمَنِي
اَنْ يَرْزُقَنِي طَلَبَ ثَارِكَ مَعَ اِمَام مَنْصُور
مِنْ اَهْلِ بَيْتِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ،
اَللَّهُمَّ اجْعَلْني عِنْدَكَ وَجيهاً بِالْحُسَيْنِ عَلَيْهِ اَلسَّلاَمُ
فِي الدُّنْيَا وَالاْخِرَةِ.

Bi abî anta wa ummî laqad ‘azhuma mushâbî bika. Fa-as-alullâhal ladzî akrama maqâmaka wa akramanî ay yarzuqanî thalaba tsârika ma’a imâmin manshûrin min ahli bayti Muhammadin shallallâhu ‘alayhi wa âlihi. Allâhummaj’alnî ‘indaka wajîhan bil-Husayn ‘alayhis salâm fid-dun-ya wal-âkhirah.

Demi ayahku dan ibuku, sungguh besar bagiku musibah yang telah menimpamu. Aku memohon kepada Allah yang telah memuliakan kedudukanmu dan memuliakanku karenamu. Semoga Allah mengkaruniakan kepadaku kesempatan untuk membelamu bersama Imam Shahibuz zaman dari Keluarga Muhammad saw. Ya Allah, jadikan aku orang yang mulia di sisi-Mu bersama Al-Husein (a.s) di dunia dan di akhirat

يَا اَبا عَبْدِاللهِ
اِنّي اَتَقَرَّبُ اِلَى اللهِ
وَ اِلَى رَسُولِهِ
وَاِلَى اَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ
وَاِلَى فَاطِمَةَ
وَاِلَى الْحَسَنِ
وَاِلَيْكَ بِمُوَالاَتِكَ
وَبِالْبَراءَةِ مِمَّنْ اَسَسَّ اَسَاسَ ذَلِكَ
وَبَنى عَلَيْهِ بُنْيَانَهُ
وَجَرَى فِي ظُلْمِهِ
وَجَوْرِهِ عَلَيْكُمْ
وَعلى اَشْيَاعِكُمْ،
بَرِئْتُ اِلَى اللهِ وَاِلَيْكُمْ مِنْهُمْ
وَاَتَقَرَّبُ اِلَى اللهِ ثُمَّ اِلَيْكُمْ بِمُوَالاتِكُمْ
وَمُوَالاَةِ وَلِيِّكُمْ
وَبِالْبَرَاءَةِ مِنْ اَعْدَائِكُمْ
وَالنَّاصِبينَ لَكُمُ الْحَرْبَ
وَبِالْبَراءَةِ مِنْ اَشْيَاعِهِمْ
وَاَتْباعِهِمْ.
Yâ Abâ ‘Abdillâh innî ataqarrabu ilallâhi wa ilâ Rasûlihi wa ilâ Amîril mu’minîna wa ilâ Fâthimah, wa ilal Hasani wa ilayka bimuwâlâtika wa bil-barâati mimman assasa asâsa dzâlika. Wa banâ ‘alayhi bun-yânahu wa jarâ fî zhulmihi wa jawrih ‘alaykum wa ‘alâ asyyâ’ikum. Bari’tu ilallâhi wa ilaykum minhum wa ataqarrabu ilallâhi, tsumma ilaykum bi-muwâlâtikum wa muwâlâti waliyyikum. Wa bil-barâati min a’dâikum wan-nâshibîna lakumul harbu, wa bilbarâati min asyyâ’ihim wa atbâ’ihim.

Duhai Aba Abdillah, aku mendekatkan diri kepada Allah, kepada Rasul-Nya, kepada Amirul mukminin, kepada Fatimah, kepada Al-Hasan, dan kepadamu dengan wilayahmu. Aku berlepas diri dari orang yang menzalimimu dan menzalimi para pengikutmu. Kunyatakan kepada Allah dan kepadamu bahwa aku berlepas diri dari mereka. Aku mendekatkan diri kepada Allah dan kepadamu dengan kecintaan kepadamu dan kepada orang yang kau cintai. Aku berlepas diri dari musuh-musuhmu, dari semua yang menentangmu dan memerangimu, dan semua pengikut dan pendukung musuh-musuhmu.
اِنِّي سِلْمٌ لِمَنْ سالَمَكُمْ
وَحَرْبٌ لِمَنْ حَارَبَكُمْ
وَوَلِىٌّ لِمَنْ وَالاَكُمْ
وَعَدُوٌّ لِمَنْ عَادَاكُمْ
Innî silmun liman sâlamakum, wa harbun liman hârabakum, wa waliyyun liman wâlâkum, wa ‘aduwwun liman ‘âdâkum.

Sungguh kunyatakan damai kepada siapa saja yang berdamai denganmu, kunyatakan perang kepada siapa saja yang memerangimu; menolong orang yang menolongmu, dan memusuhi orang yang memusuhimu.
فَاَسْأَلُ اللهَ الَّذي أكْرَمَني بِمَعْرِفَتِكُمْ
وَمَعْرِفَةِ اَوْلِيَائِكُمْ
وَرَزَقَنِى الْبَراءَةَ مِنْ اَعْدائِكُمْ
اَنْ يَجْعَلَني مَعَكُمْ فِي الدُّنْيَا وَالاْخِرَةِ
وَاَنْ يُثَبِّتَ لي عِنْدَكُمْ قَدَمَ صِدْق فِي الدُّنْيَا وَالاْخِرَةِ
وَاَسْأَلُهُ اَنْ يُبَلِّغَنِى الْمَقامَ الَْمحْمُودَ لَكُمْ عِنْدَ الل
هِ وَاَنْ يَرْزُقَني طَلَبَ ثاري مَعَ اِمام هُدىً ظاهِر ناطِق بِالْحَقِّ مِنْكُمْ
وَاَسْألُ اللهَ بِحَقِّكُمْ وَبِالشَّأنِ الَّذي لَكُمْ عِنْدَهُ
اَنْ يُعْطِيَني بِمُصابي بِكُمْ
اَفْضَلَ ما يُعْطي مُصاباً بِمُصيبَتِهِ مُصيبَةً ما اَعْظَمَها
وَاَعْظَمَ رَزِيَّتَها فِي الاِْسْلامِ
وَفِي جَمِيعِ السَّمَاوَاتِ وَاْلاَرْضِ.
Fa-as-alullâhal ladzî akramanî bima’rifatikum wa ma’rifati awliyâikum, wa razaqanil barâata min a’dâikum ay yaj’alanî ma’akum fid-dun-yâ wal-âkhirah. Wa ay yutsabbitalî ‘indakum qadama shidqin fid-dun-yâ wal-âkhirah. Wa as-aluhu ay yuballighanil maqâmal mahmûda lakum ‘indallâhi, wa ay yarzuqanî thalaba tsârî ma’a imâmin hudâ zhâhirin nâthiqin bil-haqqi minkum. Wa as-alullâha bihaqqikum wa bits-tsa’nil ladzî lakum ‘indahu ay yu’thiyanî bimushâbî bikum afdhala mâ yu’thî mushâban bimushîbatihi mushîbatan mâ a’zhamahâ wa a’zhama raziyyatahâ fil islâmi wa fî jamî’is samâwâti wal-ardhi.

Aku memohon kepada Allah yang telah memuliakanku dengan mengenalmu dan mengenal para kekasihmu. Aku memohon kepada Allah yang telah menganugrahkan kepadaku keterlepasan diri dari musuh-musuhmu. Semoga Allah menjadikan aku orang yang senantiasa bersamamu di dunia dan di akhirat. Semoga Allah menetapkan aku di jalan yang benar di dunia dan di akhirat. Aku bermohon semoga Allah menyampaikan aku pada kedudukan yang mulia di sisi Allah, mengkaruniakan kehormatan kepadaku untuk membelamu bersama Imam Shahizuz zaman dari keturunanmu, Imam yang senantiasa berada dalam kebenaran,. Dengan hakmu dan kedudukanmu di sisi-Nya dan dengan merasakan musibah yang menimpamu dan ujian yang paling besar yang pernah terjadi di bumi dan di langit dan sepanjang sejarah Islam, aku memohon kepada Allah semoga Allah menganugrahkan kepadaku karunia yang paling agung.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِي فِي مَقامِي هَذَا مِمَّنْ تَنَالُهُ مِنْكَ صَلَوَاتٌ وَرَحْمَةٌ وَمَغْفِرَةٌ

Allâhummaj’anî fî maqâ hâdâ mimman tanâluhu minka shalawâtun wa rahmatun wa maghfirah.
Ya Allah, dengan ziarah ini jadikan aku orang yang memperoleh kesejahteraan, rahmat dan pengampunan dari-Mu.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ مَحْيَاىَ مَحْيَا مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمَمَاتِي مَمَاتَ مُحَمَّد وَآلِ مُحَمَّد.
Allâhummaj’al mahyâya mahyâ Muhammadin wa âli Muhammad, wa mamâtî mamâta Muhammadin wa âli Muhammad.

Ya Allah, jadikan hidupku seperti kehidupan Muhammad dan keluarga Muhammad, dan matiku seperti wafatnya Muhammad dan keluarga Muhammad.

اَللَّهُمَّ اِنَّ هَذَا يَوْمٌ تَبَرَّكَتْ بِهِ بَنُو اُمَيَّةَ
وَابْنُ آكِلَةِ الاَْكبادِ اللَّعينُ ابْنُ اللَّعينِ
عَلى لِسانِكَ وَلِسانِ نَبِيِّكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ
فِي كُلِّ مَوْطِن وَمَوْقِف وَقَفَ فيهِ نَبِيُّكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ،
اَللَّهُمَّ الْعَنْ اَبا سُفْيَانَ وَمُعاوِيَةَ وَيَزيدَ ابْنَ مُعاوِيَةَ
عَلَيْهِمْ مِنْكَ اللَّعْنَةُ اَبَدَ الاْبِدينَ.
Allâhumma inna hâdzâ yawmun tabarrakat bihi banû Ummayata wabnu âkilatil akbâdil la’în ibnul la’în ‘alâ lisânika wa lisâni nabiyyika shallallâhu ‘alayhi wa âlihi fi kulli mawthinin wa mawqifin waqafa fîhi nabiyyika shallallâhu ‘alayhi wa âlihi. Allâhummal’an Abâ Sufyân wa Mu’âwiyah wa Yazîdabna Mu’âwiyyah ‘alayhim minkal la’natu abadal abidîn.

Ya Allah, hari ini adalah hari yang dianggap penuh berkah oleh Bani Umayyah, putera pemakan jantung yang terlaknat putera yang terlaknat. Mereka menganggap hari ini hari penuh berkah dengan memalsukan firman-Mu dan sabda Nabi-Mu saw. Ya Allah, laknatlah Abu Sufyan dan Mu`awiyah dengan laknat yang abadi dari-Mu.
وَهذا يَوْمٌ فَرِحَتْ بِهِ آلُ زِيَاد وَآلُ مَرْوَانَ بِقَتْلِهِمُ الْحُسَيْنَ صَلَوَاتُ اللهِ عَلَيْهِ،
اَللَّهُمَّ فَضاعِفْ عَلَيْهِمُ اللَّعْنَ مِنْكَ وَالْعَذابَ الاَْليمَ.
Wa hâdzâ yawmun farihat bihi âlu Ziyâdin wa âlu Marwân biqatlihimul Husayn shalâwâtullâhi ‘alayhi. Allâhumma fadhâ’if ‘alahimul la’na minka wal-‘adzâbal alîm.

Hari ini adalah hari berpesta pora keluarga Ziyad dan keluarga Marwan karena telah berhasil membunuh Al-Husein (as). Ya Allah, lipat-gandakan kepada mereka laknat dari-Mu dan azab yang pedih.

اَللَّهُمَّ اِنّي اَتَقَرَّبُ اِلَيْكَ
فِي هذَا الْيَوْمِ
وَفِي مَوْقِفي هذا
وَاَيّامِ حَيَاتي
بِالْبَراءَةِ مِنْهُمْ
وَاللَّعْنَةِ عَلَيْهِمْ
وَبِالْمُوَالاةِ لِنَبِيِّكَ
وَآلِ نَبِيِّكَ عَلَيْهِ
وَعَلَيْهِمُ اَلسَّلامُ.
Allâhumma innî ataqarrabu ilayka fî hâdzâl yawm wa fî mawqifî hâdzâ wa ayyâmi hayâtî bilbarâati minhum, wal-la’nati ‘alayhim wa bil-muwâlâti linabiyyika wa âli nabiyyika ‘alayhi wa ‘alayhimus salâm

Ya Allah, aku mendekatkan diri kepada-Mu pada hari ini dan pada hari-hari sepanjang hidupku, dengan berlepas diri dari mereka dan melaknat mereka, dengan mencintai Nabi-Mu dan keluarga Nabi-Mu saw.
اَللَّهُمَّ الْعَنْ اَوَّلَ ظالِم ظَلَمَ حَقَّ مُحَمَّد وَآلِ مُحَمَّد
وَآخِرَ تابِع لَهُ عَلى ذلِكَ،
اَللَّهُمَّ الْعَنِ الْعِصابَةَ الَّتي جاهَدَتِ الْحُسَيْنَ (عليه السلام)
وَشايَعَتْ وَبايَعَتْ وَتابَعَتْ عَلى قَتْلِهِ،
اَللَّهُمَّ الْعَنْهُمْ جَميعاً.
Allâhummal’an awwala zhâlimin zhalama haqqa Muhammadin wa âli Muhammad, wa âkhira tâbi’in lahû ‘alâ dzâlik. Allâhummal’anil ‘ishâbatal latî jâhadatil Husayn (‘alayhis salâm) wa syâya’at wa bâya’at wa tâba’at ‘alâ qatlih. Allâhummal’anhum jamî’â.

Ya Allah, laknatlah orang yang pertama kali mezalimi hak Muhammad dan keluarga Muhammad, laknat juga orang yang mengikutinya. Ya Allah, laknatlah mereka yang memerangi Al-Husein dan para pengikutnya dan mereka yang berbaiat kepada Yazid untuk membunuh Al-Husein (as). Ya Allah, laknatlah mereka semua.
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا اَبا عَبْدِاللهِ
وَعَلَى الاَْرْوَاحِ الَّتي حَلَّتْ بِفِنائِكَ
عَلَيْكَ مِنّي سَلامُ اللهِ اَبَداً ما بَقيتُ وَبَقِيَ اللَّيْلُ وَالنَّهارُ
وَلا جَعَلَهُ اللهُ آخِرَ الْعَهْدِ مِنّي لِزِيَارَتِكُمْ.
Assalâmu ‘alayka yâ Abâ ‘Abdillâh wa ‘alal arwâhil latî hallat bifinâika ‘alayka minnî salâmullâhi Abadan mâ baqîtu wa baqiyal laylu wan-nahâr, wa lâ ja’alahullâhu âkhiral a’hdi minnî liziyâtikum.

Salam atasmu wahai Aba Abdillah dan semua Arwah yang bergabung di halaman kediamanmu. Kupanjatkan doa sepanjang hidupku, siang dan malam, semoga Allah senantiasa melimpahkan kedamaian-Nya kepadamu. Semoga Allah tidak menjadikan ziarahku ini sebagai ziarah yang terakhir kepadamu.
اَلسَّلاَمُ عَلَى الْحُسَيْنِ وَعَلى عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ
وَعَلى اَوْلادِ الْحُسَيْنِ وَعَلى اَصْحابِ الْحُسَيْنِ.
Assalâmu ‘alal Husayn wa ‘alâ Aliyyibnil Husayn wa ‘alâ awlâdil Husayn wa ‘alâ ashhâbil Husayn.
Salam pada Al-Husein, salam pada Ali bin Al-Husein, salam pada semua putera Al-Husein, salam pada semua sahabat Al-Husein.

اَللَّهُمَّ خُصَّ اَنْتَ اَوَّلَ ظالِم بِاللَّعْنِ مِنّي وَابْدَأْ بِهِ اَوَّلاً ثُمَّ (الْعَنِ) الثّانيَ وَالثّالِثَ وَالرّابِعَ اَللَّهُمَّ الْعَنْ يَزيدَ خامِساً وَالْعَنْ عُبَيْدَ اللهِ بْنَ زِيَاد وَابْنَ مَرْجانَةَ وَعُمَرَ بْنَ سَعْد وَشِمْراً وَآلَ اَبي سُفْيَانَ وَآلَ زِيَاد وَآلَ مَرْوَانَ اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
Allâhumma khushsh Anta awwala zhâlimin billa’ni minnî, wabda’ bihi awwalan tsummal’anits tsânî wats-tsâlitsa war-râbi’a. Allâhummal’an Yazîda khâmisan, wal’an ‘Ubaydallâhibna Ziyâdin wabna Marjânah wa ‘Umarabna Sa’din wa Syimran wa âla Abi Sufyân wa âla Marwân ilâ yawmil qiyâmah.

Ya Allah, khususkan laknat dariku kepada orang zalim yang pertama. Mulailah laknat itu kepada orang yang pertama, kepada yang kedua, kepada yang ketiga, dan kepada yang keempat. Ya Allah, laknatlah Yazid sebagai yang kelima. Laknat juga Ubaidillah bin Ziyad, putera Marjanah, Umar bin Sa`d, Syimran, keluarga Abu Sofyan, keluarga Ziyad, dan keluarga Marwan sampai hari kiamat.
Kemudian sujud sambil membaca:
اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ حَمْدَ الشّاكِرينَ لَكَ عَلى مُصابِهِمْ اَلْحَمْدُ للهِ عَلى عَظيمِ رَزِيَّتي اَللَّهُمَّ ارْزُقْني شَفاعَةَ الْحُسَيْنِ يَوْمَ الْوُرُودِ وَثَبِّتْ لي قَدَمَ صِدْق عِنْدَكَ مَعَ الْحُسَيْنِ وَاَصْحابِ الْحُسَيْنِ اَلَّذينَ بَذَلُوا مُهَجَهُمْ دُونَ الْحُسَيْنِ عَلَيْهِ السَّلامُ.
Allâhumma lakal hamdu hamdasy syâkirîna laka ‘alâ mushâbihim. Alhamdu lillâhi ‘alâ azhîmi raziyyatî. Allâhummarzuqnî syafâ’atal Husayn yawmal wurûd, wa tsabbitlî qadama shidqin ‘indaka ma’al Husayn wa ashhâbil Husayn allâdzî badzalû muhajuhum dûnal Husayn ‘alayhis salâm.
Segala puji bagi Allah pujian orang-orang yang bersyukur kepada-Mu ketika mereka mendapat musibah. Segala puji bagi Allahyang telah memberi ujian yang besar kepadaku. Ya Allah, karuniakan kepadaku syafaat Al-Husein pada hari kiamat. Kokoh pijakanku pada kebenaran di sisi-Mu bersama Al-Husein dan sahabat-sahabat Al-Husein yang telah mencurahkan kesungguhannya dalam membela Al-Husein (as).